Sabtu, 29 Mei 2010

Piala Warna Emas yang Pertama

Tanggal 5 Mei 2010 lalu, Marchya menjadi salah satu peserta yg mewakili sekolahnya TK Charitas untuk ikut mewakili TK-TK di Kecamatan Cilandak mengikuti lomba senam Pesta Ria se-Jakarta Selatan. Dan hasilnya : Juara ke-3.
Ketika piala perseorangan dibagikan ke anak-anak yang mengikuti lomba senam itu beberapa hari setelahnya, Marchya luar biasa senangnya. Sesampai di rumah, ia menelepon ke kantorku.

"Mama, tahu nggak aku dapat apa hari ini ?" katanya antusias, setengah berteriak kepadaku.

"Mama nggak tahu, Ca. Kamu dapat apa sayang ?" jawabku ringan saja, karena memang aku tidak tahu apa yang didapatkannya hari itu.

"Mama tahu kan kami juara 3 lomba senam waktu itu ? Sekarang pialanya sudah dibagi ibu guru. Piala yang ada warna emasnya loh, Ma. Mama pulang cepat ya. Mama harus lihat pialaku. Keren loh Ma." Ia "nyerocos" tidak memberi kesempatan aku bicara.

"Ya sayang, mama nanti pulang cepat," kataku dengan mata berkaca-kaca mendengar ia berbicara dengan antusias.

Sampai empat kali Marchya meneleponku untuk mengingatkan supaya aku pulang cepat dan supaya aku segera melihat pialanya yang diperolehnya.
Sempat aku merasa bersalah karena hari itu ternyata aku tidak bisa pulang cepat karena ada masalah penting di kantor yang harus diselesaikan, ditambah lagi jalanan macet. Sanpai di rumah ia sudah tertidur. Tapi besoj paginya ketika aku membangunkannya, aku katakan betapa aku bangga melihat pialanya yang 'keren' sekali itu. Sambil masih terkantuk ia tersenyum manis, senang.

Akhirnya impiannya untuk mendapatkan piala yang berwarna emas sudah kesampaian. Hah, aku lega, seperti ada yang terlepas karena akhirnya kesabarannya selama ini menghasilkan buah yang manis.
Mungkin tidak akan ada lagi pertanyaan-pertanyaan, "Kenapa aku tidak pernah menang?" atau "Kenapa aku selalu kalah?"
Tapi semoga piala pertama ini tidak menyurutkan semangatnya untuk selalu melakukan yang terbaik. Mentang-mentang sudah mendapat piala berwarna emas, mentang-mentang harapannya sudah tercapai, sudah tidak berusaha mendapatkan yang berikutnya lagi. Semoga tidak demikian.

Teruslah berjuang, Anakku. Melakukan yang terbaik untuk mendapatkan yang terbaik. Kalau hari ini gagal, janganlah patah semangat dan menjadi undur, tetapi mau memperbaiki diri untuk dapat mencapai harapanmu. Kalau hari ini sukses, janganlah sombong dan menjadi puas diri, tetapi tetap mau berusaha lebih baik dan lebih baik lagi. Dan jangan lupa, sertakan Tuhan dalam setiap langkahmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar