Senin, 23 Agustus 2010

Mampukah Aku Melaluinya?

Kamis, 3 Juni 2010.
Ibarat petir di siang bolong, aku terperangah mendengar semua kata-kata yang terucap dari mulut dr Idama, dokter penanggung jawab medical check up (MCU). Setelah pengungkapan fakta-fakta tentang dugaan penyakitku, si ibu dokter yang manis itu menutupnya dengan kata-kata yang menghibur, "Ibu, jangan terlalu dipikirkan ya, belum pasti kok. Masih dugaan saja, tetapi perlu ditindaklanjuti segera."
Berita itu sudah kudengar, sudah masuk ke telingaku, dan tertanam di otakku. Karena itu, kata-kata penghiburan semanis apa pun sudah tak mampu menutupi kegalauan hatiku.

Dr Idama kemudian merujuk aku untuk konsultasi kepada dokter kandungan. Di ruang praktek dr. Ivan, dokter spesialis penyakit ginekologi, kembali aku mendengar fakta yang sama. Dokter Ivan membaca hasil medical check up milikku, dan hasilnya masih sama dengan apa yang disampaikan oleh dokter Idama sebelumnya.

Sepertinya dokter Ivan membaca kegelisahanku. Ia minta aku bertanya apa saja yang ingin aku ketahui. Kemudian ia mengungkapan penyakitku lebih gamblang, lebih detail. Ia menyampaikannya seolah aku ini adalah mahasiswa kedokteran. Meski banyak istilah yang aku tak terlalu paham, tetapi dari bahasa tubuhnya yang mencoba menghibur dan dari penyampaian detail yang ia sampaikan, aku mulai bisa mencoba untuk tenang. Masih level 2, masih pra cancer, belum mencapai level 4 yaitu cancer. Kalau pun nantinya sudah cancer masih ada beberapa stadium-stadium, apalagi ini masih pra cancer.
"Hah, masih ada harapan sembuh," kata hatiku mencoba menenangkan hatiku.

Meski aku mencoba untuk tenang, rasa gentar itu tetap ada. Untung ada Ci Arrini, atasanku yang baik hati, yang menemaniku menghadapi saat sulit itu. Karena itu, dengan tenang aku bisa menjawab bahwa aku siap untuk operasi polip rahim dan biopsi minggu depan.

Meski mulut dan wajahku bisa tampak tenang sesungguhnya ada banyak gejolak di hatiku. Apakah sebentar lagi hidupku akan berakhir ? Aku tak takut mati, karena semua orang pun akan mati. Yang aku kuatirkan adalah bagaimana kehidupan anak2ku tanpa aku nantinya ? Apakah ini cara Tuhan supaya anak2ku lebih mandiri, dengan tidak adanya aku menopang mereka ? Aku tak berani banyak berasumsi.

Oh Tuhan, seperti Hizkia boleh meminta panjangkan umurnya, bolehkah aku juga meminta panjangkan umurku ?
Oh Tuhan, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk berjuang agar dapat sembuh, agar dapat mendamping anak dan suamiku.
Oh Tuhan, mampukah aku menjalaninya ? Kiranya ENGKAU saja yang memampukanku.
Please God...

November 2010
Setelah menjalani operasi dan biopsi pada 11 Juni 2010, maka pada 17 Juni 2010 ketika harus kembali lagi ke dokter untuk membacah hasil biopsi dan periksa USG lagi. Dengan rasa deg-degan, aku ke RS Siloam Kebon Jeruk menemui dokter Ivan sesuai perjanjian setelah selesai operasi. Puji Tuhan dokter Ivan segera menyampaikan berita gembira bahwa dari hasil biopsi menunjukkan tidak ada tanda-tanda keganasan. Hatiku luar biasa senang dan mengucap syukur. Meskipun dokter masih tetap menyarankan melakukan pap smear dengan metoda yang lebih canggih 3 bulan lagi, tetapi hatiku sangat bersukacita.

Dan pada November 2010 ini, hasil pap smear ku menunjukkan bahwa aku tidak menderita penyakit yang mematikan itu. Puji Tuhan, sunggu besar kasih karuniaNYA padaku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar